Jamuan Seorang Sahabat
Asy-Syaikhan dari Abu Hurairah ra : “ Suatu malam datanglah seorang laki-laki kepada Rasulullah dan mengadukan keadaannya. ”
“ Sesungguhnya aku adalah orang yang sangat menderita,” keluh laki-laki itu. Rasulullah kemudian memanggil seorang istrinya. “ Adakah sesuatu untuk menjamu tamuku ? ” Tanya Rasulullah SAW.
“ Demi Allah yang mengutusmu dengan benar, tidak ada sesuatupun padaku, kecuali air.” Rasulullah saw segera menjumpai istri yang lain dan menanyakan hal yang sama. Namun jawaban yang beliau dapatkan tidak berbeda. Demikian juga jawaban dari istri-istri Rasulullah yang lainnya. Maka Beliau segera menemui para sahabat yang ketika itu sedang berkumpul dalam majlis.
“ Siapakah di antara kalian yang bersedia menjamu tamuku malam ini? ” Tanya Rasulullah saw. “ Saya ya Rasulullah,” seorang sahabat dari golongan Anshor mengacungkan tangan. Sedetik kemudian, sahabat-sahabat yang lain turut menawarkan diri. Pada akhirnya, Rasulullah saw menyerahkan tamunya pada sahabat Anshor yang pertama kali mengacungkan tangan. Maka sahabat itulah yang membawa tamu Rasulullah pulang ke rumahnya .
“ Muliakanlah tamu Rasulullah itu,” perintah sahabat tersebut kepada istrinya. “ Hidangkanlah apa saja yang engkau punya.”
“ Aku tidak punya sesuatu pun untuk menjamunya, kecuali jatah makan anak-anak kita malam ini. ” Sahabat Anshor itu tercenung sejenak. “ Itu saja hidangkan untuknya. Jika anak-anak minta makan, bujuklah mereka dengan sesuatu supaya melupakan laparnya.”
Istri sahabat Anshor itu menghidangkan jatah makanan anak-anaknya kepada sang tamu. Akibatnya, semalaman mereka berdua menenangkan anak-anak mereka yang terus menerus mengeluh lapar. Esok harinya , sahabat dari golongan Anshor itu kembali mengantar tamu tersebut kepada Rasulullah SAW.
“ Sungguh Allah mengagumi perbuatanmu terhadap tamumu semalam,” puji Rasulullaah, karena saat itu turun ayat 9 dari surat Al Hasyr yang artinya: “ Dan mereka mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Mereka adalah orang – orang yang beruntung (mendapat pahala).”
Sumber : Sedekah Membuka Pintu Surga Oleh Syamsul Rijal Hamid - Cahaya Salam
Kamis, 03 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar